MEDIA ONLINE SIDIK UTAMA.MY.ID | BERITA TERUPDATE DAN TERPERCAYA | MEDIA TV 📺 ONLINE Negeri Kenyang, Otak Kosong: Aliansi Mahasiswa Bantul Gelar Aksi Simbolis Gugat Prioritas Pendidikan yang Terabaikan

Negeri Kenyang, Otak Kosong: Aliansi Mahasiswa Bantul Gelar Aksi Simbolis Gugat Prioritas Pendidikan yang Terabaikan


YOGYAKARTA
sidikutama.my.id - Pada tanggal 18 Februari 2025 Aliansi Mahasiswa Bantul menggelar aksi simbolis di dua titik utama, yakni Alun-Alun Paseban dan depan Gedung DPRD Bantul. Aksi ini merupakan bentuk kritik terhadap kebijakan pemerintah yang dianggap lebih memprioritaskan aspek konsumsi dibandingkan sektor pendidikan dan kesehatan. Mahasiswa menyoroti ketimpangan anggaran yang menyebabkan sektor pendidikan dan kesehatan, khususnya bagi masyarakat kurang mampu, semakin terabaikan.

Dalam aksi tersebut, para mahasiswa membawa makanan dan buku-buku lusuh sebagai simbol protes. Mereka duduk melingkar sambil membaca buku lusuh dan membagikan makanan secara simbolis kepada peserta aksi lainnya. Simbolisasi ini bertujuan untuk menggambarkan bagaimana masyarakat harus berjuang sendiri demi mendapatkan pendidikan yang layak.

Setelah aksi di Alun-Alun Paseban, massa bergerak menuju Gedung DPRD Bantul dengan membawa piring berisi buku. Simbol ini menggambarkan bahwa pendidikan seharusnya menjadi "asupan utama" bagi pembangunan bangsa. Sesampainya di Gedung DPRD, mereka menggelar teatrikal yang memperlihatkan ketimpangan antara anggaran konsumsi dan pendidikan.

Aksi ini ditutup dengan pembacaan tuntutan serta penyerahan pernyataan sikap di depan Gedung DPRD Bantul.

Muhammad Ayub Abdullah, Koordinator Lapangan (Korlap) aksi sekaligus Presiden Mahasiswa DEMA IIQ An-Nur Yogyakarta, menegaskan bahwa aksi ini bukan hanya simbolisasi semata, tetapi juga bentuk perlawanan terhadap kebijakan yang tidak berpihak pada pendidikan dan kesehatan.

Aksi ini kami lakukan dengan dua simbol utama: makanan sebagai representasi program prioritas pemerintah berupa Makan Bergizi Gratis (MBG), dan buku lusuh yang melambangkan kondisi pendidikan yang kurang mendapat perhatian. Piring berisi buku menjadi simbol bahwa pendidikan seharusnya menjadi asupan utama bagi generasi mendatang. Jangan sampai masyarakat hanya diberi makan tanpa diberi ilmu,” ujar Ayub.

Sementara itu, Ahmad Tomi Wijaya, Koordinator Umum (Kordum) Aliansi Mahasiswa untuk Bantul, menyoroti dampak kebijakan yang lebih mengutamakan aspek konsumsi daripada pendidikan.

Kami membawa piring berisi buku untuk menunjukkan bahwa pendidikan adalah kebutuhan utama. Jika hanya perut yang diberi makan tetapi akal dan pikiran dibiarkan kosong, maka generasi kita akan kehilangan masa depan yang cerah,” kata Tomi.

Ia juga mengkritik program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dinilai tidak tepat sasaran.

Program MBG diberikan kepada semua anak, baik yang miskin maupun yang mampu. Ini sangat membebani anggaran negara, menyebabkan pemotongan dana di sektor lain, termasuk pendidikan dan kesehatan. Bahkan, ini berdampak pada meningkatnya kasus PHK massal dan kenaikan harga bahan pokok,” tambahnya.


Aliansi Mahasiswa Bantul menegaskan bahwa aksi ini bukan yang terakhir. Muhammad Ayub Abdullah menegaskan bahwa pihaknya akan terus mengawal kebijakan pendidikan di Bantul agar lebih berpihak pada rakyat, khususnya bagi mereka yang membutuhkan akses pendidikan berkualitas.

Aksi ini baru awal. Kami akan terus mengajak mahasiswa dan masyarakat luas untuk bersatu dalam gelombang aksi yang lebih besar. Kami akan mengkonsolidasikan isu ini secara masif di tingkat daerah dan nasional,” pungkas Ayub.

Adapun tuntutan utama dalam aksi simbolis ini adalah sebagai berikut:

  1. Kembalikan Marwah Pendidikan dan Kesehatan sebagai program prioritas utama.
  2. Pastikan Hak-Hak Dosen dan Tenaga Pendidik ASN maupun Non-ASN terpenuhi.
  3. Beri Jaminan Hidup Bagi Kaum Muda melalui kebijakan yang pro-pendidikan.
  4. Tinjau Ulang Program yang Membebankan Anggaran Negara, termasuk MBG, Kemenhan, TNI, dan POLRI.
  5. Tolak Izin Usaha Pertambangan bagi Perguruan Tinggi dalam RUU Minerba!
  6. Tolak Mobilisasi Mahasiswa dan Dosen sebagai Tenaga Kerja Murah demi kepentingan industri pro-imperialis dan pro-feodal.

Aksi ini mencerminkan keresahan mahasiswa terhadap arah kebijakan pemerintah yang dinilai lebih mementingkan kenyang daripada kecerdasan. Aliansi Mahasiswa Bantul berkomitmen untuk terus menyuarakan isu ini demi masa depan pendidikan yang lebih baik.

Reporter: AL-FI

Lebih baru Lebih lama

MEDIA ONLINE TERUPDATE DAN TERPERCAYA

BERITA TERBARU Memuat berita terbaru...