SURABAYA sidikutama.my.id - Jemaat Greja Kristen Jawi Wetan (GKJW) Surabaya pada Minggu, 4/5/2025 telah melangsungkan Ibadah dengan nuansa budaya Jawa. Terlihat jemaat berpakaian adat Jawa seperti lurik dan kebaya.
Kali ini ada Perayaan Undhuh-Undhuh yang pertama di tahun 2025, yang disambut dengan penuh sukacita dan semangat kebersamaan.
Acara ini merupakan bagian dari wujud ungkapan syukur atas berkat Tuhan dalam hasil panen. Budaya agraris yang berkembang dari desa tadi, terbawa pula di jemaat kota yang sebagian warganya juga asal mulanya dari sana. Dalam konteks kota, jemaat mensyukuri berkat serta penyertaan Tuhan.
Kebaktian dimulai pada pukul 08.00 WIB di gedung gereja GKJW Surabaya, Jl. Prof Dr. Moestopo 25-27 Surabaya, Minggu pagi.
Jemaat yang hadir kurang lebih 1.000 orang. Gedung gereja penuh sehingga sebagian duduk di bawah tenda halaman depan. Kebaktian dipimpin oleh Pdt. Edi Prasetyaningsih S.Th dengan tema: “Bersyukur dalam Segala Hal” yang diangkat dari Kolose 3:17. Dalam kotbahnya, Pdt. Edi mengajak jemaat untuk tidak hanya bersyukur atas hasil yang diterima, tetapi juga menjadi saluran berkat bagi sesama, terutama bagi mereka yang membutuhkan.
Setelah kebaktian usai, acara dilanjutkan dengan perayaan Undhuh-Undhuh, yang dimeriahkan oleh persembahan hasil bumi dari warga jemaat. Juga ada penampilan dari PSA (PS Anak) Kinaryosih, Paduan Suara Jemaat (PSJ) serta bazaar yang diikuti dari 5 Blok, juga lelang Natura.
Seluruh persembahan hasil bumi dan lelang persembahan yang terkumpul itu akan didistribusikan kepada warga yang membutuhkan, sebagai bagian dari pelayanan kasih GKJW kepada masyarakat," ujar Lisa Estiani ketua panitia Undhuh-Undhuh unduh I di tahun 2025.
Suasana penuh kekeluargaan dan semangat gotong royong terasa sepanjang acara. Para pemuda dan panitia Undhuh-Undhuh bekerja sama dalam menata dekorasi, mengatur logistik, serta menyukseskan setiap rangkaian kegiatan.
Dengan terselenggaranya kegiatan ini, Jemaat GKJW Surabaya berharap semangat syukur, berbagi, dan kebersamaan dapat terus tumbuh dalam kehidupan bergereja dan bermasyarakat.
“Undhuh-undhuh bukan hanya tentang panen hasil bumi, tetapi juga panen kasih, iman, dan pengharapan,” ungkapnya lagi.
Reporter : Karjoko


