SURABAYA sidikutama.my.id - Di tengah hiruk-pikuk kota Surabaya yang tak pernah benar-benar tidur, ada sudut tenang yang mampu menghadirkan ketenteraman batin bagi siapa saja yang singgah. Tepat pada Minggu sore, 11 Mei 2025 pukul 14.21 WIB, Zubaidi, seorang warga Surabaya, memilih melepas penat di sebuah warung kopi yang cukup dikenal di kalangan pencinta suasana klasik: Warkop Bening, yang terletak di Jalan Gentengkali.
Dengan secangkir kopi hitam pekat di tangan dan iringan lembut lagu “Adela” yang mengalun dari pengeras suara, suasana warkop sederhana itu berubah menjadi tempat kontemplasi. “Saya datang untuk mencari hiburan ringan, dan suasana di sini sangat mendukung untuk itu,” ujar Zubaidi ketika ditemui di lokasi.
Warkop Bening memang dikenal bukan hanya karena kopi racikannya yang khas, tapi juga karena atmosfernya yang syahdu. Bangunan lawas yang masih dipertahankan menghadirkan nuansa nostalgia, seolah membawa pengunjung kembali ke masa-masa ketika obrolan hangat lebih utama daripada notifikasi ponsel.
Lagu “Adela” yang diputar kala itu pun bukan sekadar latar musik. Lirik dan melodi yang mengalun pelan seolah menjadi teman seperjalanan batin yang penuh makna. “Saya menghayati betul lagu itu. Ada perasaan yang sulit dijelaskan, semacam ketenangan yang menyatu antara kopi dan lagu,” tambah Zubaidi.
Fenomena mencari ketenangan di tengah kota lewat tempat-tempat sederhana seperti warkop menjadi tren yang tak lekang oleh waktu. Tak sedikit warga kota besar yang merasa lelah dengan rutinitas harian, memilih jeda sejenak di tempat yang mampu menyentuh sisi emosional mereka.
Senja di Surabaya pada Minggu sore itu pun menjadi lebih dari sekadar momen waktu. Ia menjadi pengalaman personal yang melekat dalam ingatan, tentang bagaimana kebahagiaan kadang datang dalam bentuk yang sederhana: secangkir kopi, alunan lagu, dan suasana tenang di sebuah warkop tua yang setia menemani pencari kedamaian.
Reporter : Ihwan
