MEDIA ONLINE SIDIK UTAMA.MY.ID | BERITA TERUPDATE DAN TERPERCAYA | MEDIA TV 📺 ONLINE Tanah Bergerak di Brebes Meluas, 552 Jiwa Mengungsi, 70 Hektare Sawah Gagal Panen

Tanah Bergerak di Brebes Meluas, 552 Jiwa Mengungsi, 70 Hektare Sawah Gagal Panen


BREBES JATENG
sidikutama.my.id - Bencana tanah bergerak yang melanda Desa Mendala, Kecamatan Sirampok, Kabupaten Brebes, terus meluas sejak pertama kali terjadi pada (17/4/2025). Hingga kini, (4/5/2025), fenomena geologi tersebut telah merusak 120 rumah warga secara signifikan, memaksa ratusan orang meninggalkan tempat tinggal mereka.

Sebanyak 552 jiwa terdampak langsung oleh pergerakan tanah, dengan 432 jiwa di antaranya, terutama ibu-ibu dan anak-anak, mengungsi ke posko daruratmaupun rumah kerabat. Tidak hanya permukiman, rumah ibadah pun ikut terdampak akibat intensitas pergerakan tanah yang terus berlangsung.

Tanah bergerak dengan karakteristik mahkota longsor berbentuk oval dan kemiringan hingga 60 derajat ke arah barat laut, tepatnya menuju aliran Kali Pedes, telah menghancurkan permukiman warga dan kawasan pertanian di Dukuh Grajan. Sebanyak 70 hektare tanaman padi yang sedang memasuki masa panen rusak total, menyebabkan petani gagal panen dan mengancam ketahanan pangan lokal.

Bencana ini mulai tercatat sejak 17 April 2025 di Desa Mendala, Kecamatan Sirampok, Kabupaten Brebes, dan hingga awal Mei belum menunjukkan tanda-tanda berhenti. 

Fenomena tanah bergerak di wilayah ini dipicu oleh kondisi geologi labil serta intensitas hujan tinggi yang mengendapkan air di dalam lapisan tanah lempung, mengurangi daya dukung tanah dan memicu longsoran massif. Bentuk topografi dan arah kemiringan menjadi faktor pemicu percepatan longsor menuju area padat penduduk dan sawah produktif.

Menurut Budi Sujadmiko, Koordinator Lapangan Penanganan Bencana Tanah Bergerak BPBD Brebes, pemerintah daerah telah mengambil langkah percepatan evakuasi dan relokasi. 

"Ada 80 hektare lahan pertanian yang harus direlokasi. Kami mengikuti arahan langsung dari Bupati Brebes, yang meminta agar proses pembangunan hunian sementara (huntara) di 16 titik segera diselesaikan untuk menampung seluruh warga terdampak," ujarnya.

BPBD juga telah mendirikan posko darurat, memobilisasi logistik, serta melakukan asesmen lanjutan untuk identifikasi titik-titik rawan baru yang berpotensi memperluas wilayah bencana.

(Ihwan)

Lebih baru Lebih lama

MEDIA ONLINE TERUPDATE DAN TERPERCAYA

BERITA TERBARU Memuat berita terbaru...