MEDIA ONLINE SIDIK UTAMA.MY.ID | BERITA TERUPDATE DAN TERPERCAYA | MEDIA TV 📺 ONLINE Tanpa Kepedulian Sosial, Iman Belum Sempurna Teladan Rasulullah Saw

Tanpa Kepedulian Sosial, Iman Belum Sempurna Teladan Rasulullah Saw


Sidikutama.my.id
- Dalam ajaran Islam, kehidupan seorang Muslim tidak hanya dinilai dari ibadah semata, melainkan juga dari sejauh mana kepeduliannya terhadap sesama. 

Rasulullah Saw memberikan keteladanan luar biasa tentang pentingnya hubungan sosial yang penuh kasih sayang, empati, dan perhatian kepada masyarakat sekitar. 

Hidup yang tidak memiliki dimensi sosial sejatinya adalah kehidupan yang hampa dari makna keislaman sejati.

Rasulullah SAW bersabda :

Ù…َÙ†ْ Ù„َا ÙŠَرْØ­َÙ…ْ Ù„َا ÙŠُرْØ­َÙ…ْ

"Man laa yarham laa yurham."

Artinya: "Barang siapa tidak menyayangi, maka dia tidak akan disayangi."
(HR. Bukhari dan Muslim)

Hadis ini menunjukkan bahwa kasih sayang bukan hanya keutamaan, tapi juga syarat mendapatkan kasih sayang Allah SWT. 

Seorang Muslim yang menutup diri dari urusan sosial dan enggan membantu sesama akan dijauhkan dari rahmat Ilahi. 

Islam bukan agama yang membenarkan sikap acuh tak acuh terhadap penderitaan orang lain.

Rasulullah SAW sepanjang hidupnya dikenal sebagai pribadi yang sangat peduli terhadap kaum dhuafa, anak yatim, dan orang-orang terpinggirkan. 

Beliau tidak hanya menyampaikan ajaran agama, tetapi juga secara langsung terlibat dalam mengentaskan kesulitan umat. Kepedulian sosial dalam Islam adalah cerminan iman, bukan hanya pilihan.

Lebih dari itu, Islam mengajarkan bahwa menolong orang lain adalah bentuk ibadah yang besar pahalanya. 

Rasulullah SAW bersabda bahwa Allah akan terus menolong seorang hamba, selama hamba itu menolong saudaranya. 

Maka, setiap langkah kebaikan yang kita berikan kepada orang lain, sejatinya adalah jalan bagi datangnya pertolongan dan keberkahan dari Allah.

Melalui semangat ini, organisasi-organisasi Islam, lembaga pendidikan, dan komunitas dakwah diharapkan menghidupkan kembali nilai-nilai sosial dalam Islam melalui aksi nyata: bakti sosial, santunan, dan kerja sama antarumat. 

Dengan demikian, iman kita tak hanya hidup di masjid dan sajadah, tapi juga nyata di tengah masyarakat yang membutuhkan. Sebab, tanpa kepedulian sosial, iman belumlah sempurna.

Reporter : Ihwan 

Lebih baru Lebih lama

MEDIA ONLINE TERUPDATE DAN TERPERCAYA

BERITA TERBARU Memuat berita terbaru...