MEDIA ONLINE SIDIK UTAMA.MY.ID | BERITA TERUPDATE DAN TERPERCAYA | MEDIA TV 📺 ONLINE Bersih Desa Kelurahan Kutisari: Tradisi, Kebersamaan, dan Doa untuk Keselamatan

Bersih Desa Kelurahan Kutisari: Tradisi, Kebersamaan, dan Doa untuk Keselamatan


Sidikutama.my.id
| Surabaya - Semangat kebersamaan dan kekuatan tradisi kembali terasa di Kelurahan Kutisari, Kecamatan Tenggilis Mejoyo, Surabaya. Pada Sabtu malam (13/09/2025), ratusan warga tumpah ruah di halaman Kantor Kelurahan Kutisari untuk mengikuti acara tahunan Bersih Desa yang digelar oleh Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) Kutisari. Acara berlangsung meriah dengan nuansa religius dan budaya yang menyatu, dimulai sejak pukul 19.00 WIB hingga larut malam.

Acara tersebut dihadiri langsung oleh Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, yang menjadi magnet utama bagi warga. Kehadiran orang nomor satu di Surabaya ini disambut hangat oleh tokoh masyarakat, ulama, hingga pemuda setempat. Dalam sambutannya, Wali Kota menekankan pentingnya tradisi sebagai pengikat nilai kebersamaan.

"Bersih Desa bukan hanya tentang ritual, tetapi tentang bagaimana kita menjaga warisan leluhur sekaligus memperkuat silaturahmi antarwarga. Tradisi ini adalah wujud rasa syukur sekaligus doa agar Kutisari selalu aman, tenteram, dan penuh berkah," ujarnya di hadapan masyarakat.

Perpaduan Religi dan Budaya

Rangkaian acara dimulai dengan pembacaan doa bersama, tawasul oleh Ust. Saiful, S.Ag (RW 03), dilanjutkan dengan istighotsah yang dipimpin Ust. Dr. H. M. Rohman Firdian, M.Ag. Doa-doa khusyuk yang dipanjatkan menjadi penanda harapan warga agar terhindar dari segala musibah serta diberikan kemudahan rezeki.

Kegiatan semakin khidmat ketika KH. M. Akiyah (Rais Syuriah MWC NU Tenggilis Mejoyo) memimpin lantunan doa keselamatan. Sementara itu, suasana religius makin terasa dengan penampilan grup sholawat Albanjari “Al Muhajirin” yang menggema di seluruh arena acara.

Tak berhenti di situ, sentuhan budaya Jawa juga dihadirkan melalui pagelaran wayang kulit dengan dalang Ki Sugiman Mangun Carito bersama kelompok Kartolo CS. Cerita pewayangan yang dibawakan bukan hanya hiburan, tetapi juga sarat pesan moral tentang kebaikan, kebijaksanaan, dan perjuangan hidup.

Solidaritas Warga dan Dukungan Tokoh

Acara ini juga dihadiri oleh Ketua LPMK Kutisari, Mohammad Junaedi, yang menjadi motor penggerak penyelenggaraan Bersih Desa. Junaedi menegaskan bahwa acara tahunan ini adalah hasil gotong royong dan solidaritas warga.

"Semua unsur masyarakat ikut terlibat, mulai dari persiapan, konsumsi, hingga menjaga keamanan acara. Bersih Desa adalah milik kita bersama. Dari sinilah kita belajar arti kebersamaan dan semangat guyub rukun," ucapnya.

Tokoh masyarakat lainnya, Safaruddin, ST, yang dipercaya sebagai Koordinator Bersih Desa, menambahkan bahwa acara ini sekaligus menjadi wadah perekat lintas generasi. Menurutnya, anak-anak muda harus ikut terlibat agar tradisi luhur tidak hilang ditelan zaman.

Antusiasme Warga

Warga Kutisari terlihat sangat antusias menghadiri acara ini. Mereka memadati lokasi sejak sore hari, membawa keluarga, bahkan sebagian mengenakan pakaian adat. Tidak sedikit yang mengabadikan momen kebersamaan ini dengan ponsel pintar mereka.

Sejumlah stan makanan tradisional juga berdiri di sekitar lokasi, menambah semarak suasana. Anak-anak tampak riang berlarian, sementara para orang tua bercengkerama menikmati alunan musik sholawat dan gamelan yang mengiringi pementasan wayang.

Bagi warga Kutisari, Bersih Desa bukan sekadar ritual tahunan. Lebih dari itu, acara ini adalah simbol rasa syukur atas berkah yang telah diberikan, doa untuk keselamatan bersama, dan kesempatan mempererat tali persaudaraan di tengah arus modernisasi kota besar seperti Surabaya.

Tradisi yang Harus Dijaga

Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, dalam pesannya kembali menekankan agar tradisi Bersih Desa terus dipertahankan. Menurutnya, Surabaya sebagai kota metropolitan tetap harus memberi ruang bagi tradisi lokal sebagai bagian dari identitas budaya.

"Kalau kita kehilangan tradisi, kita akan kehilangan jati diri. Kutisari menunjukkan bahwa meskipun kita hidup di tengah kota, nilai-nilai kebudayaan dan religius tetap bisa kita rawat bersama," tuturnya penuh semangat.

Acara berakhir menjelang tengah malam dengan penuh kebersamaan. Warga pulang dengan senyum gembira, sementara panitia menyatakan rasa syukur karena acara berjalan lancar tanpa kendala.

Dengan selesainya Bersih Desa tahun ini, masyarakat Kutisari seakan mendapat energi baru untuk melangkah ke depan, menjaga kampung tetap harmonis, religius, dan penuh semangat gotong royong.

Reporter : Ali Wafi

Lebih baru Lebih lama

MEDIA ONLINE TERUPDATE DAN TERPERCAYA

BERITA TERBARU Memuat berita terbaru...