Sidikutama.my.id | Lamongan - Suasana khidmat menyelimuti rumah duka almarhum Muhammad Sueb, anak terakhir dari tiga bersaudara, dalam rangkaian acara selamatan memperingati 100 hari wafatnya pada Kamis, 25 September 2025. Keluarga besar almarhum, di rumah duka ibunda tercinta, Ibu Mukoriah, menggelar rangkaian doa bersama di kediamannya, Dusun Badu, Desa Wanar, Kecamatan Pucuk, Kabupaten Lamongan.
Sejak petang, para tetangga, sanak saudara, kerabat dekat, serta jama’ah dari lingkungan sekitar berdatangan memenuhi rumah sederhana tempat acara digelar. Lantunan bacaan Yasin, tahlil, dan istighosah menggema penuh kekhusyukan, dipimpin oleh para tokoh agama setempat. Doa-doa tulus dipanjatkan agar almarhum mendapat ampunan, rahmat, serta ditempatkan di sisi Allah SWT Amin.
Acara tahlilan tersebut berjalan penuh haru. Beberapa anggota keluarga tampak tak kuasa menahan air mata, mengenang sosok almarhum yang dikenal ramah, santun, dan penuh bakti kepada orang tua. Kehadiran para jama’ah dan warga sekitar menjadi penguat bagi keluarga yang ditinggalkan, sekaligus wujud nyata rasa kebersamaan dan solidaritas dalam suka maupun duka.
Dalam kesempatan itu, pemuka agama yang memimpin doa juga menyampaikan pesan moral penting bagi hadirin. Ia menekankan bahwa setiap manusia pasti akan kembali kepada Sang Pencipta, dan kematian adalah pengingat agar umat senantiasa meningkatkan keimanan serta memperbanyak amal kebaikan. “Mari kita jadikan momen ini sebagai pelajaran untuk memperkuat ibadah, mempererat persaudaraan, dan selalu berdoa agar keluarga yang ditinggalkan diberikan kesabaran dan ketabahan,” ucapnya dalam tausiyah singkat.
Rangkaian acara kemudian ditutup dengan doa bersama, yang diiringi dengan penuh kekhusyukan dan keharuan. Usai doa, para tamu yang hadir masih terlihat saling memberikan ucapan belasungkawa, sembari menyalami keluarga almarhum sebagai bentuk dukungan moral agar tetap sabar dan tawakal dalam menghadapi ujian berat ini.
Selamatan 100 hari wafatnya Muhammad Sueb bukan hanya menjadi bentuk penghormatan terakhir dari keluarga, melainkan juga cermin kuatnya tradisi masyarakat Jawa yang memadukan doa, kebersamaan, dan nilai religi dalam setiap fase kehidupan. Semoga arwah almarhum husnul khatimah dan keluarga yang ditinggalkan semakin kokoh dalam keimanan.
Reporter : Ali Wafi
