CERITA || sidikutama.my.id - Dalam kehidupan setiap anak, ayah dan ibu sama-sama memiliki peran besar dalam membentuk kepribadian dan masa depan. Namun, dalam pandangan banyak hati dan nilai kehidupan, seorang ibu memiliki kedudukan yang lebih mulia dan istimewa. Cintanya begitu dalam, pengorbanannya tak terhitung, dan doanya menjadi cahaya yang tak pernah padam sepanjang waktu.
Kasih sayang ayah memang tak kalah penting. Ia bekerja keras, menjadi pelindung, dan berjuang untuk keluarga tanpa banyak kata. Namun kasih ayah sering tersembunyi di balik ketegasan dan diamnya. Ia mengungkapkan cinta melalui tanggung jawab dan tindakan nyata, meski jarang menampakkan sisi lembutnya.
Sementara itu, kasih seorang ibu hadir dalam setiap detik kehidupan anaknya. Sejak mengandung, melahirkan, menyusui, hingga membesarkan, ibu rela mengorbankan waktu, tenaga, bahkan kebahagiaan pribadinya demi anak-anak. Ia tersenyum saat lelah, menangis dalam doa, namun tetap berdiri tegar agar keluarganya merasa kuat. Dari rahimnya lahir kehidupan, dari pelukannya tumbuh kasih, dan dari doanya datang keberkahan.
Tak heran bila banyak ajaran dan budaya menempatkan ibu pada posisi yang sangat mulia. Dalam ajaran agama, disebutkan bahwa surga berada di bawah telapak kaki ibu sebuah simbol betapa tinggi derajat dan kemuliaannya. Sementara ayah dihormati atas perannya sebagai pemimpin dan pelindung, ibu dihormati karena cintanya yang abadi dan pengorbanannya yang tak terbalaskan.
Bagi anak-anak, ibu bukan sekadar sosok yang melahirkan, melainkan sumber kekuatan dan tempat kembali di setiap masa sulit. Ketika dunia terasa gelap, doa ibu menjadi cahaya. Ketika langkah terasa berat, nasihat ibu menjadi penuntun. Tak ada cinta yang mampu menandingi keikhlasan seorang ibu dalam mencintai tanpa pamrih.
Maka dari itu, memuliakan ibu bukan sekadar kewajiban moral, tapi juga bentuk penghormatan terhadap cinta sejati yang menjadi dasar kehidupan. Ayah memang berjasa, namun ibu adalah anugerah terindah yang Tuhan titipkan kepada setiap anak di dunia.
Reporter : Ihwan
