SURABAYA || Sidikutama.my.id - 12 November 2025 - Polemik muncul saat proses penerimaan siswa baru di SDN Kebalen Surabaya setelah sejumlah warga menyesalkan sistem poin yang digunakan sekolah. Beberapa orang tua menilai sistem tersebut tak adil dan tidak berpihak kepada warga sekitar. Nyatanya, ada calon siswa yang rumahnya sangat dekat dengan sekolah justru tidak diterima.
Salah satu warga Kebalen Timur, R (35), mengaku kecewa karena anaknya yang rumahnya hanya berjarak sekitar 50 meter dari sekolah tidak lolos seleksi. “Saya kira rumah paling dekat pasti diterima, ternyata ada sistem poin yang tidak semua orang paham. Kami merasa kurang penjelasan dari pihak sekolah,” ungkapnya dengan nada kecewa. Ia berharap ke depan ada sosialisasi yang lebih terbuka agar warga tidak merasa dirugikan.
Menanggapi hal tersebut, guru SDN Kebalen Timur, SB, saat ditemui wartawan pada Kamis siang (6/11/2025), menjelaskan bahwa sistem seleksi didasarkan pada poin wilayah dan usia calon siswa. Anak yang tinggal satu RT dengan sekolah mendapat 10 poin, satu RW mendapat 8 poin, satu kelurahan mendapat 6 poin, satu kecamatan mendapat 4 poin, dan yang di luar kecamatan namun masih Surabaya mendapat 2 poin. “Kalau rumahnya dekat satu RT bisa 10 poin, tapi kalau beda RW nilainya turun. Jadi, posisi rumah sangat berpengaruh,” ujarnya.
Selain jarak, usia calon siswa juga menentukan nilai akhir. Anak berusia 7 tahun ke atas mendapat tambahan poin lebih tinggi. Nilai wilayah dan usia dijumlahkan untuk menentukan peringkat akhir. Misalnya, calon siswa satu RT berusia 7 tahun mendapat 18 poin (10+8), sedangkan satu RW berusia di bawah 7 tahun hanya memperoleh 16 poin (8+8).
Apabila terdapat nilai poin yang sama, sekolah menetapkan urutan berdasarkan waktu pendaftaran. “Kalau semua nilainya 18, yang dilihat siapa yang lebih dulu daftar. Jadi urutannya dari poin wilayah, usia, dan terakhir waktu daftar,” terang SB.
Terkait isu penolakan terhadap calon siswa yang rumahnya dekat dengan sekolah, SB menegaskan bahwa hal itu tidak benar. “Guru sudah menjelaskan langsung ke warga, tidak ada penolakan untuk rumah dekat. Semua murni dihitung dari sistem poin yang sudah ditetapkan,” katanya menegaskan.
Masyarakat berharap pihak sekolah dapat lebih transparan dan konsisten menjelaskan mekanisme seleksi agar tidak menimbulkan kesalahpahaman. Sistem poin ini dinilai baik untuk pemerataan, namun perlu sosialisasi lebih luas agar orang tua memahami dasar penilaian yang digunakan dalam penerimaan siswa baru di SDN Kebalen Surabaya.
(Red)
