TUBAN || Sidikutama.my.id - Pelumpang - Hujan lebat yang mengguyur wilayah Kabupaten Tuban, Jawa Timur, khususnya di Kecamatan Plumpang, pada Minggu, 24 November 2025, mengakibatkan sejumlah areal persawahan terendam air. Intensitas hujan yang tinggi sejak pagi hingga sore membuat debit air meningkat dan menggenangi lahan padi yang saat ini tengah memasuki masa pertumbuhan penting.
Genangan air yang merendam hamparan sawah tersebut membuat para petani mulai resah. Tanaman padi yang digenangi terlalu lama berpotensi mengalami kerusakan, terutama jika air tidak segera surut dalam beberapa hari ke depan. Kondisi ini tentu menjadi ancaman tersendiri di tengah harapan petani untuk mendapatkan hasil panen yang maksimal.
Menurut warga setempat, banjir yang terjadi bukan hanya disebabkan oleh curah hujan tinggi, tetapi juga karena sistem drainase di beberapa titik yang tidak mampu menampung limpahan air. Aliran sungai kecil yang melewati kawasan tersebut pun meluap, memperburuk kondisi lahan pertanian di sekitarnya. Beberapa petani bahkan harus memeriksa kondisi sawah mereka di tengah hujan untuk memastikan tanaman tetap berdiri.
Hingga saat ini, belum ada laporan resmi mengenai jumlah pasti lahan yang terdampak, namun para petani memperkirakan puluhan hektare sawah mengalami genangan dengan kedalaman bervariasi. Mereka berharap pemerintah desa dan dinas terkait segera turun ke lapangan untuk melakukan pemantauan serta memberikan solusi jangka pendek agar kerugian tidak semakin besar.
Sementara itu, beberapa petani sudah mulai menyiapkan langkah antisipasi dengan membuat saluran tambahan untuk mengalirkan air keluar dari sawah. Namun upaya mandiri tersebut belum cukup optimal mengingat tingginya curah hujan yang masih berpotensi terjadi dalam beberapa hari ke depan. Situasi ini membuat kekhawatiran akan gagal panen semakin meningkat.
Masyarakat dan kelompok tani di Kecamatan Plumpang berharap adanya dukungan dari pemerintah daerah untuk mengatasi permasalahan banjir musiman tersebut. Mereka menginginkan perbaikan fasilitas irigasi dan normalisasi saluran air agar kejadian serupa tidak terus terulang setiap musim hujan. Dengan demikian, para petani dapat kembali beraktivitas dengan tenang dan menjaga produksi pangan daerah tetap stabil.
Reporter : Haril
